KURIKULUM MUATAN LOKAL YANG DISAMAKAN
Indonesia.....yang merupakan negara kepulauan,terdiri lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan beragam pula adat istiadat,bahasa,kebudayaan,agama,kepercayaan,dan sebagainya.Berbagai kekayaan terdapat di negeri ini.
Kebudayaan nasional yang merupakan kumpulan budaya daerah,merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan.
Kurikulum yang kecuali mengacu pada karakteristik peserta didik,perkembangan ilmu dan tehnologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan kebutuhan masyarakat.Nah,kurikulum yang disusun berdasar keadaan masyarakat tersebut disebut"kurikulum muatan lokal".Jadi,Kurikulum muatan lokal sekolah dapat diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu.
Kurikulum muatan lokal keberadaannya di Indonesia telah dikuatkan dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor:0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987.
.TUJUAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Jika kurikulum ,sebagai alat mencapai tujuan pendidikan maka tujuan pendidikan muatan lokal tentu saja tidak dapat terlepas dari tujuan umum yang terdapat dalam tujuan pendidikan nasional seperti:berbudi pekerti luhur,berkepribadian,berkarakter,mandiri,trampil,profesional,produktif,cinta lingkungan,kreatif,inovatif,rasa cinta budaya daerah/tanah air.dsb,dsb.
Adapun yang menjadi permasalahan dan pertanyaannya adalah:"apakah mungkin,jika dalam satu wilayah kabupaten jenis muatan lokal disamakan?"
MULOK SEKOLAH DI SD 2 SINGOROJO
Meskipun kurikulum muatan lokal telah direncanakan serapi mungkin,tetapi dalam pelaksanaannya tentu akan mengalami berbagai hambatan.Dalam pelaksanaan di lapangan kadang tak sejalan dengan apa yang di tetapkan dalam kurikulum,karena salah satu hambatan itu.
Tak semestinya dalam hal penetapan kurikulum ini setengah dipaksakan,mengingat bahwa apa yang selama ini belum mampu terwujudkan.Jika kita menengok pada flow chart pada proses pembelajaran maka kendala-kendala harus diperhitungkan.Buat apa angan terlalu muluk jika tak ada realisasinya dan malah akan terbengkelai....
Semisal di SD2 Singorojo,pada tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan 2010/2011 mengambil mulok adalah pertanian,karena lingkungan sekolah adalah pedesaan yang mayoritas siswa berasal dari keluarga petani.Dan mengingat tujuan kurikulum ini maka kami mengambil pembuatan ceriping pisang.Dusun Dadapan sebagai central penghasil pisang maka kami berfikir suatu hal yang masuk akal jika mulok ini kami terapkan.Melihat syarat,kendala yang sangat minim dengan hasil yang besar sangatlah mungkin mulok ini cocok diterapkan,sembari mengevaluasi sampai dimana mulok ini bertahan.
Kurikulum ini mulai diterapkan mulai dikelas 4 sampai dengan kelas 6.Dalam tahun pertama kami jelas mengalami kendala.Namun lambat laun bisa berjalan sesuai apa yang diinginkan.Kami benar benar bisa memberi bekal pada siswa..yang sekaligus dapat ditularkan pada masyarakat.
Semoga...harapan menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar